">
by admin1 on | 2025-05-21 00:24:35
Share: Whatsapp |
Onix News, Balikpapan, 21 Mei 2025-Tensi meninggi di gedung rakyat kemarin. Bukan karena suhu Kalimantan yang makin terik, tapi karena kesabaran wakil rakyat Balikpapan yang habis terbakar antrean BBM.
Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara DPRD Balikpapan dan manajemen Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan berubah jadi arena ledakan emosi. Halili Adinegara, anggota dewan yang vokal, tak lagi bisa menahan diri. Suaranya meninggi. Tangannya menghantam meja. Dan sorot matanya… menyala seperti bara yang lama dipendam.
“Jangan minta rakyat sabar! Rakyat sudah cukup sabar! Sekarang kalian yang harus minta maaf!” tegas Halili, menghantam logika birokrasi Pertamina yang dianggap tak peka dengan derita antrean berjam-jam masyarakat.
Edi Mangun, perwakilan Pertamina, mencoba tenang. Tapi tensi tak kunjung reda. Ketika desakan untuk menandatangani kesepakatan jaminan pasokan BBM datang, suasana berubah. Tak lama, rombongan Pertamina memilih walk out. Meninggalkan ruangan. Meninggalkan pertanyaan.
Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Alqadri, geram. “Kalau tidak mampu menyelesaikan masalah, ganti saja direksinya!” ucapnya lantang. Pernyataan yang mungkin terdengar seperti ultimatum.
Warga di luar gedung, yang sebagian besar menonton lewat potongan video viral, hanya bisa mengelus dada. SPBU masih penuh. Motor-motor mengantre. Wajah-wajah penat menunggu.
“Kami butuh solusi, bukan debat di ruangan dingin,” kata Pak Roni, ojek online yang sudah dua hari bolak-balik mencari Pertamax.
Kita tak butuh rambut stylish tapi kepastian. BBM bukan cuma soal logistik, tapi nyawa dari ekonomi rakyat. Bila benar Pertamina punya 2.300 kiloliter stok tambahan, maka waktunya distribusi bicara. Karena rakyat sudah terlalu sering diajak bersabar. Dan sabar, seperti BBM, juga bisa habis.