Harga Turun, Balikpapan Catat Deflasi 0,01% di Bulan Juli

Kategori: Politik | Ditulis oleh: editor pada 13-Aug-2025

Harga Turun, Balikpapan Catat Deflasi 0,01% di Bulan Juli
Onix news, Balikpapan — Kota Balikpapan mengalami deflasi sebesar 0,01% pada Juli 2025 dibandingkan bulan sebelumnya. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kelompok Transportasi menjadi penyumbang utama deflasi dengan andil sebesar 0,23%. Penurunan harga ini terutama didorong oleh kebijakan stimulus fiskal pemerintah berupa diskon tarif transportasi udara sebesar 6% dengan skema Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) yang berlaku sejak Juni hingga akhir Juli 2025.

Selain itu, beberapa komoditas hortikultura seperti kacang panjang, bayam, dan sawi hijau turut mengalami penurunan harga akibat pasokan yang melimpah dan distribusi yang lancar. Harga air kemasan juga turun karena stok kembali normal setelah gangguan pasokan sebelumnya. Secara umum, deflasi ini menggambarkan respons positif terhadap stimulus fiskal serta kelancaran distribusi produk hortikultura di kota ini.

Meski mengalami deflasi bulanan, inflasi tahun kalender Kota Balikpapan tercatat sebesar 2,15%, sedangkan inflasi tahunan mencapai 1,85%, yang masih berada di bawah inflasi nasional sebesar 2,37%. “Deflasi yang terjadi ini masih dalam batas yang wajar dan mencerminkan keberhasilan kebijakan stimulus serta pengelolaan pasokan,” kata Robi Ariadi, Deputi Direktur Bank Indonesia Balikpapan.

Sementara itu, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau masih memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,15%, dengan komoditas tomat, cabai rawit, beras, bawang merah, dan mobil yang mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tomat dan cabai rawit dipicu oleh terbatasnya volume produksi akibat cuaca hujan yang berkepanjangan, sementara harga mobil naik mengikuti kenaikan biaya distribusi seiring lonjakan harga BBM per 1 Juli 2025.

Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus bersinergi untuk mengendalikan inflasi dengan berbagai strategi seperti pemantauan harga bahan pokok, operasi pasar, dan gerakan pemanfaatan lahan pekarangan untuk hortikultura. “Kami akan terus memantau dan mengambil langkah cepat agar inflasi tetap terkendali dan stabil,” tambah Robi.

Ke depan, tantangan tetap ada, terutama risiko pasokan komoditas pertanian yang bisa terpengaruh oleh cuaca ekstrem dan gelombang laut tinggi. Namun, survei keyakinan konsumen pada Juli 2025 menunjukkan optimisme dengan indeks keyakinan sebesar 134,5. Hal ini menandakan masyarakat tetap percaya ekonomi daerah akan berjalan baik meski ada dinamika harga. (NS)

Kembali ke Beranda