Pemkot Balikpapan Imbau Warga Tak Ikut Tren Pengibaran Bendera One Piece
Kategori: Politik | Ditulis oleh: editor pada 08-Aug-2025

Onix News, Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Asisten I Tata Pemerintahan, Zulkifli, mengimbau masyarakat agar tidak terbawa euforia pengibaran bendera One Piece yang belakangan viral di media sosial. Ia menegaskan bahwa Pemkot terus memantau perkembangan di masyarakat untuk menghindari potensi konflik akibat tren tersebut.
“Kita pantau semuanya agar tidak sampai terjadi konflik,” ujarnya, Rabu (6/8).
Zulkifli menambahkan, meskipun tidak ada larangan eksplisit terkait pengibaran bendera itu, pendekatan yang digunakan Pemkot bersifat persuasif. Ia menegaskan, siapa pun yang mengibarkan, diminta untuk menurunkan secara sukarela.
Jika warga tetap membandel, pihaknya akan bekerja sama dengan ketua RT hingga tokoh masyarakat untuk memberikan pemahaman. “Pendekatan kita tetap persuasif. Itu intinya,” tegasnya.
Diketahui, pengibaran bendera One Piece sempat ditemukan di Balikpapan, salah satunya di sebuah kendaraan pickup. Setelah diidentifikasi, pelaku mengaku hanya ikut-ikutan dari tren nasional yang dilihat melalui YouTube dan media sosial.
“Dia mengaku hanya mengikuti tren. Banyak motifnya, ada yang bilang itu lambang kebebasan. Tapi saya bilang, tidak ada yang benar-benar bebas di dunia ini. Semakin maju suatu negara, semakin banyak aturannya,” ujar Zulkifli.
Ia menyatakan, pihaknya tidak memberikan sanksi terhadap pelaku, hanya meminta yang bersangkutan menurunkan bendera tersebut. Setelah diberi pengertian, yang bersangkutan menyadari dan bersedia menurunkan.
Menurut Zulkifli, keprihatinan Pemkot muncul karena munculnya silang pendapat di masyarakat. Di satu sisi, ada yang ingin mengibarkan karena alasan kebebasan atau ikut tren, namun di sisi lain, banyak pula yang mempertanyakan manfaat dan makna dari bendera tersebut.
Apalagi, tren pengibaran itu terjadi bertepatan dengan momen perayaan kemerdekaan Republik Indonesia, di mana masyarakat tengah ramai mengibarkan bendera merah putih dan memasang umbul-umbul.
Zulkifli menegaskan, Pemkot berharap masyarakat tetap fokus pada simbol resmi kenegaraan dan semangat nasionalisme yang sesuai konteks. Ia mengimbau agar seluruh warga menjaga ketertiban dan tidak terprovokasi oleh tren yang tidak memiliki nilai kebangsaan yang jelas.
“Kita pantau semuanya agar tidak sampai terjadi konflik,” ujarnya, Rabu (6/8).
Zulkifli menambahkan, meskipun tidak ada larangan eksplisit terkait pengibaran bendera itu, pendekatan yang digunakan Pemkot bersifat persuasif. Ia menegaskan, siapa pun yang mengibarkan, diminta untuk menurunkan secara sukarela.
Jika warga tetap membandel, pihaknya akan bekerja sama dengan ketua RT hingga tokoh masyarakat untuk memberikan pemahaman. “Pendekatan kita tetap persuasif. Itu intinya,” tegasnya.
Diketahui, pengibaran bendera One Piece sempat ditemukan di Balikpapan, salah satunya di sebuah kendaraan pickup. Setelah diidentifikasi, pelaku mengaku hanya ikut-ikutan dari tren nasional yang dilihat melalui YouTube dan media sosial.
“Dia mengaku hanya mengikuti tren. Banyak motifnya, ada yang bilang itu lambang kebebasan. Tapi saya bilang, tidak ada yang benar-benar bebas di dunia ini. Semakin maju suatu negara, semakin banyak aturannya,” ujar Zulkifli.
Ia menyatakan, pihaknya tidak memberikan sanksi terhadap pelaku, hanya meminta yang bersangkutan menurunkan bendera tersebut. Setelah diberi pengertian, yang bersangkutan menyadari dan bersedia menurunkan.
Menurut Zulkifli, keprihatinan Pemkot muncul karena munculnya silang pendapat di masyarakat. Di satu sisi, ada yang ingin mengibarkan karena alasan kebebasan atau ikut tren, namun di sisi lain, banyak pula yang mempertanyakan manfaat dan makna dari bendera tersebut.
Apalagi, tren pengibaran itu terjadi bertepatan dengan momen perayaan kemerdekaan Republik Indonesia, di mana masyarakat tengah ramai mengibarkan bendera merah putih dan memasang umbul-umbul.
Zulkifli menegaskan, Pemkot berharap masyarakat tetap fokus pada simbol resmi kenegaraan dan semangat nasionalisme yang sesuai konteks. Ia mengimbau agar seluruh warga menjaga ketertiban dan tidak terprovokasi oleh tren yang tidak memiliki nilai kebangsaan yang jelas.