ONIXNEWS – Dimasa pandemi seperti saat ini, menuntut semua orang untuk tidak terlalu banyak melakukan kegiatan diluar rumah. Termasuk kegiatan belajar mengajar disekolah. Kegiatan tersebut selama ini dilakukan dengan daring / online.
Dengan begitu siswa/siswi melakukan semua kegiatan nya dirumah, akhirnya banyak menimbulkan bosan. Hal ini pun mempengaruhi adanya peningkatan gangguan jiwa atau mental yang dialami remaja.
Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa waktu lalu sedang ramai diperbincangkan, yaitu siswi SMA di Gowa, Sulawesi Selatan berinisial MI (16) tewas karena meminum cairan racun. Kejadian tersebut direkam olehnya dengan menggunakan ponselnya dengan durasi 32 detik. MI ditemukan oleh sang adik IR (8) terbujur kaku dibawah tempat tidurnya pada sabtu (17/10/2020) pukul 08.30 wita.
Dari hasil penyelidikan polisi, ditemukan dugaan bahwa MI nekat mengakhiri hidupnya lantaran depresi dengan beban tugas daring sekolahnya.
Hal ini akhirnya menimbulkan keprihatinan banyak pihak, termasuk Psikolog Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Harapan Kota Balikpapan, Kurnia Rizki.
Menurutnya, hal ini tidak dapat disudutkan dari sisi anak maupun lingkungan, namun sejauh mana peran keluarga berkontribusi terhadap pemebentukan kepribadian anggota keluarga, khususnya anak. Ia menambahkan peran orang tua dalam memberikan pengasuhan perlu dicermati dengan baik.
Namun demikian, perempuan yang akrab disapa Nia ini mengatakan bahwa memang masih banyak orang tua yang belum siap mengemban tugas dengan berbagai faktor, baik secara internal maupun eksternal.
“Apalagi saat pandemic deperti sekarang, semua orang di tuntut untuk cepat beradaptasi pada kondisi yang oenuh ketidakpastian” ujarnya.
Dia berharap penguatan keluarga melalui ketahanan keluarga kepada anak menjadi solusi menghadapi tekanan situasi yang mempengaruhi kesehatan mental. Untuk menjaga kesehatan mental keluarga, khususnya anak ia menyarankan orang tua dapat melakukan beberapa hal ini.
Pertama jadilah sahabat untuk anak, rebut hatinya dan jadikan anak sebagai teman berbagi rasa dan cerita. Dengarkan semua cerita anak tanpa judgement dan komentar negative.
Kedua luangkan waktu untuk bercerita, bertukar pikiran dan pengalaman. Orang tua harus meningkatkan kapasitas serta menjadi guru terbaik untuk anak dengan pengetahuan yang tepat mengenai pengasuhan dan tumbuh kembang anak.
“Stop kekerasan pada anak, apapun itu bentuknya. Baik secara fisik, verbal, nonverbal, maupun psikis” tuturnya. Dalam hal ini peran ayah juga sangat kompleks. Ayah berperan dalam tumbuh kembang anak, khususnya aspek sosial emosional.
Anak yang bermasalah secara mental pada umumnya mengalami fatherless, jadi diharapkan ayah dapat berperan dalam menumbuhkan kembangkan anak yang berkarakter. Imbauan kepada para pelajar juga diberikan untuk menanamkan pada diri bahwa mereka tidak sendiri, banyak orang yang peduli dan sayang.
“Dirimu berharga, masa depanmu sangat dinantikan oleh bangsa. Ayo bangkit, raih tangan kami yang siap membantumu. Lakukan aktivitas positif, sehat, produktif dan bermanfaat bersama keluarga dan teman teman” kata Nia meyemangati.
Bagi pelajar yang tidak memiliki tempat bercerita, mereka bisa ke Puspaga Harapan Kota Balikpapan. “Kita bisa mengubah diri sendiri demi kesehatan mental lebih baik” ucapnya
Sumber : Tribunkaltim.co Editor : Onixradio